DULU, waktu awal-awal terjun di dunia tulis menulis, dunia ini rasanya senyap dan tenang. Kita bisa jalani hidup apa adanya dan tanpa syarat ketentuan. Seiring dengan berjalannya waktu dunia makin riuh, terutama setelah media sosial merasuki hidup kita. Status kita seolah ditentukan oleh unggahan, foto atau captionkita di media sosial.
Tidak jarang karena status, kita bela-belain selalu foto cantik atau foto ganteng untuk diunggah di media sosial. Kalau belum sesuai harapan hasil foto akan diedit sedemikian rupa hingga hasilnya maksimal.
Bukan hanya foto, bahkan coretan atau caption di media sosial pun tidak sedikit yang copy paste dari orang. Masih mending sumbernya dicantumkan, ini malah diakui sebagai tulisannya.
![]() |
Saat Jalan-Jalan ke Kota Tua Jakarta (Foto DokPri) |
Ada yang pernah dengar nggak? Seorang Travel Blogger yang bela-belain hutang sana-sini untuk jalan-jalan? Mungkin kalau hutangnya karena kehabisan uang saat sedang jalan-jalan masih wajar, ini hutang memang buat jalan-jalan. Giliran ditagih langsung menghilang. Lagi-lagi karena demi status.
Memang sih, tidak bisa dipungkiri, media sosial memudahkan siapa pun untuk mendapatkan “Status”, bahkan mencari penghidupan. Akan tetapi, kalau caranya tidak benar salah juga, kan?
Pertama Kali Menulis
Dulu, saat pertama kali jadi penulis, setiap mau nulis saya musti ubek-ubek toko buku untuk cari referensi yang relevan dengan apa yang akan ditulis. Kalau di toko buku tidak ada langsung meluncur ke perpustaan dan bisa ngendon di sana seharian.
Dulu, saat artikel atau draf naskah yang saya tulis telah selesai pasti akan buru-buru dijilid dan dikirim melalui post supaya cepat sampai dan dibaca redaktur atau editor. Rasanya senang sekali waktu mendapat surat balasan dari redaktur atau editor kalau naskah kita telah diterima dengan baik. Walau balasannya bisa berminggu-minggu, hehehe.
![]() |
Ngendon Seharian di Perpus (Foto DokPri) |
Dulu, saat saya harus pergi seharian karena ada keperluan, siapa pun termasuk Ibu atau Ayah tidak akan mengganggu dengan pesan singkat. Orang rumah pasti akan menunggu sampai saya tiba di rumah sesuai janji.
Setelah terhubung, dengan gampangnya cari referensi lewat mesin pencari. Ratusan, bahkan ribuan judul buku referensi seolah melambai-lambaikan tangan minta dibuka dan dibaca.
Begitu artikel atau draf naskah kelar, segera kirim melalui email redaktur atau editor. Tanpa menunggu berhari-hari, email balasan pun datang. Meski pun terkadang itu balasan otomatis, hehehe.
Tentu redaktur atau editor tidak mau dipandang lelet membalas email, kan? Meski pun kalau lelet buat saya sih nggak masalah. Kan pasti mereka juga sibuk. Keinginan seperti ini sangat wajar, asal nggak berlebihan.
![]() |
Bersahabat Tanpa Syarat Ketentuan (Foto DokPri) |
Saya juga pernah merasakan tidak mau dianggap lelet dan selalu ingin terlihat sempurna di mana siapa pun, makanya mencoba selalu siap dalam kondisi apa pun. Berusaha melakukan apa pun sesempurna mungkin. Akibatnya, saya kelelahan bahkan kehilangan jati diri.
Masa, hanya tidak mau dianggap lelet dan terlihat sempurna harus jungkir balik sih? Iya kalau mampu, kalau tidak mampu bagaimana? Makanya saya memutuskan untuk menjadi diri sendiri saja. Bisa jalani hidup apa adanya dan tanpa syarat ketentuan seperti IM3 Ooredoo.
Tanpa Syarat Ketentuan
Setelah saya kembali dan tidak ingin dianggap sempurna layaknya malaikat, tanpa basa-basi dan tanpa syarat ketentuan hidup saya lebih tenang. Tiap saat saya hanya focus pada aktivitas menulis dan kerja sebagai content creator.
Saya tetap mengoptimasi media sosial yang saya miliki dengan berbagi kebaikan, bukan demi status. Saya tidak mau mutualan saya mendapatkan hal yang tidak baik dari media sosial yang saya miliki.
![]() |
Kumpul Bersama Teman-Teman Creator (Foto DokPri) |
Seperti IM3 Ooredoo, di tengah maraknya pencitraan di Era Media Sosial seperti sekarang ini, IM3 Ooredoo justru mengingatkan kita untuk berani menjalani hidup apa adanya. IM3 Ooredoo bahkan melengkapinya dengan menghadirkan layanan telekomunikasi yang simple, bebas syarat ketentuan seperti Freedom Internet. 100% kuota utama bisa kita gunakan kapan saja, 24 jam di semua jaringan. Bahkan fitur pulsa savenya membantu internetan tetap aman, pulsa tidak terpotong meski kuota telah habis.
Dengan tanpa pencitraan, kita jadi fokus berkarya dengan optimal dan menunjukan kemampuan diri tanpa tipu-tipu. Bisa mengekspresikan diri tanpa kepura-puraan, #TanpaSyaratKetentuan berkat dukungan @IM3Ooredoo.