Quantcast
Channel: alimuakhir.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 366

Pengaruh Formula Ajaib

$
0
0

Pengaruh Formula Ajaib
Oleh Ali Muakhir


“Hei! Berhenti!” teriak Rudy pada Fikri, yang sudah ditunggunya di perempatan jalan menuju sekolah.
Fikri menghentikan sepedanya. Kali ini dia tidak takut lagi menghadapi Rudy. Itu karena, kamarin dia mendapat formula ajiab dari Profesor Glan.
Menurut Profesor Glan, formula ajaib itu bisa membuat keinginan seseorang terjadi hanya dengan memikirkannya saja. Kemarin sore, Fikri sudah membuktikannya. Dia membuat seekor kucing tidak bisa bergerak, sehingga tidak jadi memangsa seekor tikus.
“Ada apa?” tanya Fikri.
Dia turun dari sepeda dan bertolak pinggang di depan Rudy dan teman-temannya. Padahal biasanya, baru digertak saja Fikri sudah panik dan sibuk membetulkan kaca mata tebalnya.
Rudy sedikit kaget, “Kamu nantang?”
“Tidak juga,” jawab Fikri pelan.
Rudi mengeluarkan buku ulangannya, lalu melemparkannya ke wajah Fikri, “Lihat! Gara-gara kamu tidak mau memberi contoh, nilai ulanganku jadi berantakan!” katanya.
Fikri menarik napas dalam-dalam, “Nilai ulanganmu berantakan, itu bukan urusanku, tahu!” bentaknya kemudian.
Kali ini Rudy benar-benar kaget. Fikri yang kemarin masih seperti kucing kedinginan, kini berani membentaknya?
“Rupanya kamu sudah jadi jagoan,ya?”
Rudy mendekat, tangan kirinya memegang kerah baju Fikri. Namun, ketika tangan kanannya terayun ke atas akan memukul Fikri, tiba-tiba tangannya itu tak bisa digerakkan.
Fikri tersenyum, “Ayo pukul kalau bisa,” tantangnya sembari melepas tangan Rudy dari kerah bajunya, lantas meneruskan perjalanan.
Rudy dan teman-temannya celingukan. Mereka tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Mustinya tadi Fikri sudah babak belur atau pipinya memar, namun ...
“Kamu kenapa, Rud?” tanya Geo, salah satu teman Rudy.
Rudy menggeleng, “Tidak tahu! Tiba-tiba tanganku susah digerakkan. Aneh,” ujarnya pelan.
Di sekolah, Fikri menceritakan kejadian itu pada Nikki, teman sebangkunya.
“Ah, kamu bohong,” kata Nikki tidak percaya.
“Kalau tidak percaya, lihat saja istirahat nanti,” tegas Fikri.
Fikri benar-benar membuktikan perkataannya. Di lapangan sekolah, dia berpikir supaya Geo memukul Rudy, lalu Rudy membalasnya. Begitu terus sampai mereka babak belur dan tidak bisa dipisahkan.
Tidak lama kemudian keingin tersebut terwujud. Tiba-tiba saja Geo memukul Rudi dan Rudy membalas memukul Geo. Pak Sadar yang kebetulan melihat langsung melerai.
Namun, tampaknya pengaruh formula yang telah diminum Fikri lebih kuat. Rudy dan Geo terus saling pukul. Keadaan pun menjadi ramai.
“Fik, hentikan, Fik!” bisik Nikki mulai ketakutan.
Fikri terdiam. Dia menggigit jarinya, “Sa ... saya sudah berusaha menghentikan, tapi tidak bisa,” katanya tergagap.
“Jadi ...,” Nikki menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Sementara di lapangan sana Rudy dan Geo terus saling pukul. Tenaga mereka sepertinya hanya untuk memukul dan memukul. Mereka baru berhenti setelah pingsan. Akhirnya, mereka dibawa ke rumah sakit.
“Fik, kamu harus bisa menahan diri, kalau tidak mereka bisa mati,” kata Nikki masih ketakutan.
Fikri terdiam. Dia tak tahu kalau pengaruh formula ajaib itu sehebat itu. Dia tidak bisa membayangkan andai formula itu jatuh ke tangan penjahat. Pasti dunia ini akan hancur.
“Saya janji, Nik. Tapi, kamu jangan bilang siapa-siapa, ya,” kata Fikri.
Pulang sekolah Fikri langsung menuju rumah Profesor Glan. Fikri ingin menceritakan kehebatan pengaruh formula ajaib, namun dia takut profesor akan mengembangkannya. Bisa-bisa dunia ini kiamat.
“Hei, apa kau sudah merasakan pengaruhnya?” tanya profesor.
Samar-samar dan amat pelan sekali Fikri menggeleng.
“Tidak merasakan apa-apa?” profesor terperanjat, “Apa ada yang salah? Kemarin waktu dicobakan ke tikus putih, berhasil. Pengaruhnya bisa sampai dua minggu lebih,” lanjutnya sambil menggaruk-garuk kepala.
Deg! Dua minggu?! Berarti aku harus menjaga pikiranku selama itu, bisik Fikri dalam hati.
“Mungkin hanya untuk binatang, Prof,” Fikri mencoba memberi alasan untuk menutupi kebohongannya.
Profesor Glan melirik sekilas, lalu mengutak-atik formula temuannya itu. Diam-diam Fikri keluar laboratorium, meninggalkan Profesor.
“Maaf Prof, saya telah berbohong,” gumam Fikri pada diri sendiri, sebelum mengayuh sepedanya. Dia janji, suatu saat nanti akan menceritakan pengaruh formula ajaib yang sebenarnya pada profesor.
Dalam perjalanan, Fikri berharap Geo dan Rudy bisa cepat sembuh. Dan, tanpa sepengetahuannya, keajaiban terjadi. Nun jauh di rumah sakit sana, semua dokter terheran-heran melihat kedua pasien ciliknya sembuh total tanpa harus diobati.
(Cerpen Pemenang Sayembara Cerita Futuristik Bobo) 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 366

Trending Articles